Senin
Oleh : Yusi Irnanda
15 April 2013 pukul
10:03
Lima tahun kebersamaan
lalu kemudian menikah tak cukup membuatku mengerti alur pikirmu. Apa mau mu,
apa yang kau ingin seringkali membuat perselisihan yang tak perlu ada. Lantas
kenapa kau putuskan untuk menikahiku bila hatimu masih terikat yang lain? Apa
kamu takut menghadapi kenyataan bahwa ia tak lagi mencintaimu setelah itu untuk
mengisi kekosongan hatimu kau pilih aku sebagai pemanis hidupmu?
Diary... Rasanya aku
ingin menyudahi ini semua. Namun menyudahi ini apakah hatiku tak kan tertinggal
lagi padanya? Aku dilema Ry...
------- Senin, mendung tak hujan di pelataran semu cinta------
Hari ini kami
bertengkar lagi Ry... Kali ini hanya karna persoalan aku memilihkan dasi warna
merah untuknya. Ry... Mencoba jadi seperti yang dia inginkan membuatku
terbelenggu. Ingin sekali aku mengatakan padanya bahwa memaksaku menjadi
seperti yang dia ingin akan menjadikanku jauh dari diriku sendiri hingga
akhirnya aku lupa bagaimana mencintai diriku sendiri. Apa yang harus aku
lakukan Ry?
-------- Senin, di ujung
asa yang terasa hampa------
Aku bertahan... Aku
kuat... Aku berusaha seceria mungkin karna hari ini ia akan mengajakku makan
malam. Satu hal yang telah lama tak kami lakukan selama kami menikah. Aku
sangat senang Ry... Aku pikir ini akan jadi awal kami kembali merajut
kebahagiaan yang selama ini terabaikan. Namun perkiraanku salah, kami bertemu
dengan dia yang dicintainya. Dinner kelabu, kami menghabiskan makan malam kami
dalam diam. Aku mencoba mengajaknya berbicara namun suaraku hanya sampai di
kerongkongan. Aku tak ingin menjadikan ini sebagai pertengkaran baru lagi bagi
kami. biarlah diam... biarlah ku pendam...
------ Senin malam
merundung rindu di kelu malam yang pekat-----
Haruskah ku katakan ku
dilingkari sedih? Haruskah ku lupakan segala karuniaNYA? Aku tak mau kufur... 7
tahun berumah tangga dengannya bukan tak ada bahagia, namun kebahagiaan kami
terbelenggu oleh masa lalu nya yang tak bisa ia lupakan. Ku akui ia pernah
berusaha melupakan ia yang pernah dicintainya namun nyatanya kecintaannya
terlalu hebat untuk bisa menjadikan hatinya hanya untuk ku. Aku sakit Ry...
----- Senin membiru di
sujud senjaku-------
Aku sakit Ry...
Benar-benar sakit... Aku menderita kanker servik. Aku tak akan mengatakan
padanya. Aku tak ingin membuatnya sedih setelah kebahagiaan yang selama ini
kami idamkan tak kunjung hadir. Aku sakit Ry... Aku merasakan berat badanku
menyusut. Entah ia menyadari perubahan fisik ku atau tidak. Ia tak pernah
menanyakannya Ry... Aku tetap melayaninya.. Tetap menghargai... Tetap
mencintainya sepenuh jiwa ragaku. Aku kian tak sempurna dimatanya... Namun
cintaku amat sangat sempurna hanya untuknya... Aku bahagia aku masih memiliki
cinta ini Ry....
-----Senin, puncak
kebahagiaan ditawan cinta--------
Sepertinya ini akan
menjadi senyum terakhirku untuknya... Tugasku akan segera usai Ry... Dalam
setiap sholat dan doaku aku mendoakan kebahagiaan untuknya. Melihatnya
tersenyum merupakan anugrah terbesar untukku. Hingga saat ini ia tak mengetahui
aku sakit. aku semakin melemah dan aku kuat. Aku tak mau ia mengasihaniku.
Hingga akhir hanyatku bila perjuangan cintaku tak jua berhasil namun aku
bahagia aku bisa mencintai dan melakukan hal yang terbaik untuknya. Aku semakin
melemah Ry.. Dan mungkin ini adalah catatan akhir yang akan ku tulis... Maafkan
aku mencintaimu...
0 komentar:
Posting Komentar