RSS

Kamis, 31 Oktober 2013

Bendera  Kecil
Goresan Pena : Agustia Maulina
          
  Teeettt .....tt  Nggggeee.....eeeett
            “Belll gila...!  Imtaq  BeGookkk...!   lebay banget ............koq udah pencet bel yang udah reot,suaranya dah hampirr nangis. Gak tau apa orang baru tidur jam 2 pagi tadi. Ni kan baru jam 4”. Bulan ngomel- ngomel
            “tu imtaq lagi bangunin orang yang shalat tahajud mungkin”. Jawab Echy,yang satu kamar sama Bulan. Dia juga kesel karna mereka baru tidur,sama kayak Bulan mereka berdua lembur buat tugas KIR dari Mr.Mahmudy.           
            15 MENIT KEMUDIAN.
            “Lan..,putt...chy......,,,kalian gax shalat tahajud bareng ,Bu Zakya udah nunggguin kalian tuh”. Ajak Kak Wita selaku wakil Imtaq.” Kak kami semalam lembur sampe jam 2,besok aja kak”kata Echy. Sedangkan Bulan dan Pu3 dah ngiler didalam selimut.

 OOO
            Hari minggu yang biasanya jadi hari free bagi semua aktivis, tapi tidak untuk Bulan sebagai siswi yang memilih bersekolah di sekolah berasrama. Sepulang dari mesjid mereka gotong royong di sekeliling asrama putri.emang ngeselin kadang - kadang gotong royong tiap minggu,eetts...,bukan sekali seminggu tapi 2x seminggu. Udah tau siswa SMA ini sibuknya minta ampun, tapi gotong royong gax boleh absen. Yap bener banget,,,!!!  Guyys,ini emang salah satu penjara suci di tanah kota yang berjulukan “SERAMBI MEKAH”.
            Setelah gotong royong,“ akhirnya selesai juga tugas gue,sekarang saatnya makan”kata Bulan dalam hati. Menu makanan disini emang sederhana,tapi alhamdulillah mencukupi gizi semua akhwad dan ukhti SMA MADANI.
 Setelah makan  Bulan mandi dan kembali ngerjain tugas semalam yang belum selesai. Bulan keselnya udah tingkat tinggi,kelompok KIR nya gax peduli dengan tugas KIR yang udah dua bulan lagi harus dikumpulin untuk melengkapi nilai Bahasa Indonesia semester ganjil. Dia ngerjain semua sendirian,belum lagi ada lomba kebersihan dan keindahan kelas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bendahara kelas.
OOO
           
           
Selesai shalat dzuhur Bulan rencananya mau keluar ilangin stress disini, sambilan mau beli bahan untuk hias kelas. Tiba-tiba dia melihat sosok, yang sok keren dan lebay banget menuju kearahnya. Dialah sang ketua kelas yang bikin gue kesel,muak,udah sombong,angkuh,banci kaleng yang salah masuk kantor yang menyandang nama lengkap “ Ezhja Monojonogoro Utomo “.
            “Lan kamu nanti jangan lupa ya beli kertas manila secukupnya,spidol,gunting,taplak meja,kaleder,dan bendera kecil untuk hiasan diatas meja guru,Okeey,,!??   Dengan suara khas bancinya yang bikin perut Bulan mau mengeluarkan sesuatu.
            “Uppkk,...sorry..hhh...” (menutup mulut dengan tangan kanannya )
            “Sip deh! Jawab Bulan,sambil nahan muntah muaknya yang hampir keluar. “Enak aja tu anak printah sesukanya...! emangnya gue budaknya apa....! semua harus dikerjain sendirian,wakil sama sekretaris & anggota 7K mau dibawa kemana coba”, gerutunya dalam hati.
OOO   
            Panas matahari menyengat kulit sawo matang punya gadis jutek yang sering bikin kesel orang,yang terus menambah belang antara kulit muka yang tertutupi jilbab dan tidak ,dia trus mengedarai sepeda motor Supra-X 125R dan senandung lagu Atjheh dari Afrol BaND menemani Bulan dalam perjalanannya ke pasar KUBOTWO di kecamatan Memonokoro. Toko yang pertama di kunjungi adalah toko ANAYASA,yang menjual alat tulis dan alat music lainnya. Bulan membeli kertas manila dengan macam warna,spidol 3 warna,gunting,dan kalender kecil.
Dehidrasi menambah kekeringan ditenggorokan gadis berjilbab biru itu. Toko kedua yang dikunjungi yaitu toko ANSARI, yang tidak terlalu jauh dari toko yang pertama,tinggal masuk gang yang ada tulisan “pahlawan”.   Bulan membeli kain untuk taplak meja yang berwarna biru motifnya boneka teddy bear dan bunga sehati dengan warna kelas Frist- Xa. “Tak sangggup lage rasanya kalau trus melanjutkan misi siang ini kalau belum minum es kelapa muda di warung kak Odax”kata Bulan dalam hati,dan menuju ke rumah petak sebesar kamarnya didekat toko kaset yang baru dibuka sebulan yang lalu.
Gilllrrrr...........
Emmm............ segarr...........ahhhhhh
Es kelapa muda siang-siang gini emang cocok banget deh untuk tenggorokanku yang udang meraung-raung dari tadi minta dialiri segelas es kelapa muda yang menggoda banget kesegarannya.
Yapps, shcedule selanjutnya menuju ke toko SAILOR JAYA .sampai disana aku minta tolong sersak taplak meja yang tadi.
“Nek.. disini ada dijual Bendera Kecil nggax nek???” Tanya Bulan .
“Dulu ada tapi nenek udah lupa dimana taruhnya nak?” jawab nenek itu ( Maklum min aja ya Bulan manis,,namanya juga nenek-nenek udah saat nya pikun).
“Coba saja cari ke tempat nek Sun”sambung nenek itu lage.
“Ooow ,makasih nek ”jawabku.
Next,Bulan langsung pergi menelusuri jalan yang sudah dihafalnya.                                   Ya benerkan..?? ada Nek Sun yang lage duduk ngerumpi dengan tetangga depan rumahnya, “Dasar nekpi (nenek rumpi) udah bau tanah masih ja ngerumpi,Mendingan baca Qur’an nek..!  itung-itung nambahin pahala”kata hati Bulan yang melihat nek Sun yang duduk manis diteras tetangganya dan mulai menyadari ada seeorang yang mau menemuinya.
“Assalamu’alaikum Nek. Salam dan segores senyum di bibir Bulan.
“Wa’alaikum salam.jawab kedua nene itu.
“Nek ada jual bendera kecil gax nek..?”tanya Bulan.
“ohh,,,sudah habis nak. Tapi coba kerumah itu,,,(sambil menunjuk dengan telunjuk keriputnya kearah sebuah rumah tua yang kurang terawat) dulu waktu 17 Agustus  nenek di rumah itu pernah menjual Bendera kecil”jelas Nek Sun.
“OMG..!!! hari ini akyu cukup banyak bermain dengan nenek-nenek. “Gax pa pa Bulan cantik,,.SaBaR...SaBAr.. Okey !!! SMILE……..
……………..   J ~~J...................
Langkah letih ini,menuju kerumah tepatnya gubuk kecil yang penuh debu,pot bunga yang sudah dipenuhi rumput,bunga mawar yang layu tinggal batang durinya,dan pot yang kecil udah jungkir balik. Bulan mengetok pintu rumah itu dengan hati –hati dan mengucapkan salam dengan nada yang sopan dan lembut. Ada suara yang menjawab tapi suara itu kecil dan tak berdaya.
“Wa’alaikum salam,iya nak sebentar..rr”
“Tunggu....u....u...
(Dengan suara rentanya)
            Ada suara gesekan tubuh dengan lantai semen yang halus. Aku sedikit ngilu ngedengernya. Pintu yang reot itu mulai terbuka sedikit demi sedikit,muncul sosok tua renta dibalik pintu. “Silahkan masuk nak”kata nenek itu. Hati ini bergetar dan seperti teriris rasanya, melihat pemandangan keadaan didalam rumah itu. Lantai yang berdebu,disudut ruangan banyak sarang laba-laba,beberapa foto-foto tua,dipojok ruangan ada sebuah mesin jahit dan kursi tua. Itu adalah deskripsi  dari  ruang tamu (itu yang mampu digambarkan Bulan saat itu ),dan yang didepanku ini ada seorang yang berkulit keriput,mata yang dilingkari lingkaran hitam dan berkantung,sanggul yang tidak rapi dan tatapan yang membuatku ingin menangis melihatnya.
            “iyyaa... nakk...k..,ada apa?”sapa nenek itu dengan lembut.
            Bangun dari lamunanku. “Oh..iya nek,saya sedang mencari bendera kecil,Apa nenek menjualnya?” tanya Bulan.”Oowh..ada sebentar nenek ambilkan”jawab nenek itu. Nenek itu bukan berjalan,tapi ngesot-ngesot  untuk mengambilkan bendera untukku. Dibukanya kain seperti gorden,yang menutupi ruangan selanjutnya dengan ruang tamu. Ternyata diruangan itu ada tempat tidur dan 2 lemari kecil dua pintu serta kain yang berserakan dikeranjang dan diatas tempat tidur. Apakah tidak ada yang merawat nenek ini disini ? Ataukah masyarakat tidak perduli dengan keadaan seorang nenek yang terlantar disini?
             KEJAM..!!!               
              Tega sekali...!
            Nenek itu sedang mencari bendera kecil didalam sebuah kardus yang diletakkan dibawah kolong tempat tidurnya.
 “ini dia...”nenek itu sudah menemukan apa yang dicarinya dari tadi.  Terukir senyuman di wajah nenek itu bak pahlawan yang sudah memenangkan perang melawan sang penjajah.
“Berapa satu nek..? tanya Bulan seketika itu.
“Tiga ribu” jawab nenek itu pendek.
Bulan mengeluarkan selembar uang lima ribuan dari dompetnya. “ini nek uangnya,terima kasih ya nek,ucap Bulan.
“Tunggu  cu.,, Nenek cari kembalian nya”kata nenek itu.
“Nggak usah nek,” jawab Bulan.
Nenek itu hanya tersenyum memandang punggung Bulan, setelah Bulan berpamitan kepadanya. Entah apa yang dipikirkanya,Bulan pulang dengan perasaan bahagia,tak lupa ucapan terima kasihnya kepada Nek Sun yang sudah memberikan jalan agar dia mendapatkan bendera kecil yang diperlukannya dan sekaligus beribadah. Syukurnya tak henti-henti, bahkan yang waktu mengendarai sepeda motor dengan senandung lagu dari Afrol_Band sekarang beralih menjadi lagu “Asmaul Husna” yang biasanya dilantunkan setelah mendengarkan pembacaan kitab dari ustad setelah shalat shubuh.


0 komentar:

Posting Komentar